Selasa, 19 Februari 2008

Mimpi Awal sebuah pilihan (Mimpi Bagian I)

Saya sangat suka perjalanan waktu, dan demi itu pula saya pernah menelusuri mencari teman2 lama saya semasa kecil ketika kami duduk di bangku sekolah dasar, mulai dari mecari Andi Komara, sahabat terdekat saya selama beberapa tahun di Taman Baru Serang, Banten, waktu itu Andi sudah pindah ke Cijantung, Jakarta Timur diluar komplek KOPASSUS, singkat cerita saya sudah menemukan beberapa kawan lama dengan bantuan Andi termasuk sahabat dekat saya selama 3 tahun di Serang, saking dekatnya semua teman mengira kami berpacaran, walaupun saya akui Indah Iswanti memang cukup menggemaskan secara tampang dia mirip Chun Hyang waktu kecil, atau orang dulu lebih mengenal OSHIN, selain cantik Indah juga tomboy, lebih sering dia yang membela saya saat saya diganggu oleh teman lain dibanding sebaliknya.
Singkatnya Indah sudah menjadi gadis yang sangat cantik waktu itu walaupun sifat tomboynya semakin menjadi, terbesitlah niat untuk menjadikannya pacar, setelah bertemu beberapa kali saya simpulkan perhatian dia sudah tidak sama lagi seperti waktu kita masih kecil dulu, dia keliatan lebih cuek, lebih angkuh dan hampir sama sekali tidak memperhatikan saya, karena waktu itu saya masih lagi semester dua di kampus yang jauh dari rumah Indah, dan dengan uang saku yang sangat pas-pas-an saya berfikir 17 kali untuk mulai berpacaran, fikiran saya terbagi dua antara memikirkan kuliah atau pacar, sebagai ABG kesiangan yang belum pernah pacaran, disaat itulah saya teringat guru ngaji saya waktu di Serang, “kalo kamu sedang dalam keadaan bingung dalam memilih maka tanyakan saja pada Allah, Sholat Istiqoro adalah salah satu caranya, walaupun saya sempat berfikir hal sepele seperti ini tidak perlu dipertanyakan kepadaNya, biasanya jawaban dari pertanyaan itu berupa mimpi, atau sebuah perasaan yang lega ketika mengingat salah satunya.
Paginya saya tidak mengingat sama sekali kalau malam sebelumnya saya melaksanakan sholat istiqoro, karena setelah selesai mandi pagi saya langsung membuka buku mengerjakan tugas kampus, dan kemudian menjalankan aktifitas seperti biasanya, keesokan harinya barulah saya teringat kalau dua hari lalu saya melaksanakan sholat istiqoro berharap mendapat mimpi dariNya, ternyata mimpi-pun tidak malah paginya saya sangat bersemangat untuk belajar, maka saya simpulkan jawabannya adalah saya belum boleh berpacaran, dan mimpi saya terlalu mahal buat urusan sepele seperti itu.

Tidak ada komentar: